Komunikasi
merupakan hal penting dalam sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat
untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi
pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan
organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang
diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer
di dalam mengelola perusahaan. Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi
perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian manajemen, perilaku
berpengaruh dalam desain system pengendalian manajemen untuk membantu,
mengendalikan, memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor
perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah
organisasi. Sistem pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi
yang saling berhubungan yang mengklasifikasikan proses informasi yang dapat
membantu manajer dalam mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku dalam
pencapaian tujuan organisasi yang diharapkan pada dasar yang berkesinambungan
(Maciarriello dan Kirby, 1994). Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik
jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam
organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian
dan kenyamanan dalam bekerja.
Dalam buku Public Relations : Teori
dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR
yaitu :
1. Fungsi Konstruktif Peranan humas
dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi
untuk mengetahui kepentingan publik,mengevaluasi perilaku publik maupun
organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen,menyiapkan prakondisi untuk
mencapai saling pengertian,percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan
publik atau organisasi yang diwakilinya.
2. Fungsi Korektif berperan sebagai
problem solver,yakni apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi
masalah-masalah atau krisis dengan publik,maka humas harus berperan dalam
mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.
Sementara Cutlip and Center
mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut:
1. Menunjang
kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan
komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari
perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
3. Melayani
publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan
umum.
4. Membina
hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun
eksternal.
Komunikasi korporasi memiliki tujuan utama, yaitu reputasi. Corporate Communications dapat diartikan sebagai suara korporasi dan citra yang diproyeksikannya kepada berbagai khalayak atau konstituennya.
FFungsi corporate communications (Arigenti, 2002):
1. Corporate image dan identity
2. Corporate advertising dan advokasi
3. Media relations
4. Marketing communications
5. Financial communications
6. Philantrophy dan Corporate social responsibility
7. Government relations
8. Crisis management
Reputasi merupakan suatu hal yang sangat penting, menurut studi dari AON Insurance, perusahaan-perusahaan global dunia memandang reputasi sebagai resiko terbesar bagi perusahaan.
Faktor utama yang mempengaruhi reputasi adalah corporate identity.
Bagian-Bagian dari Fungsi PR:
1. Hubungan
Internal, adalah bagian khusus PR yang membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi
mengantungkan kesuksesannya.
2. Publisitas,
adalah sumber-sumber informasi yang disediakan oleh PR dan digunakan oleh media
karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media
ini adalah pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol
(uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk
pemuatan informasi tersebut.
3. Advertising,
informasi yang digunakan oleh PR untuk menjangkau audien yang lebih luas, bukan
untuk konsumen yang menjadi sasaran marketing, dimana informasi yang
ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang
membayar ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode
terkontrol dalam menempatkan pesan di media.
4. Press
Agentry,adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk
menarik media massa dan mendapatkan perhatian publik. Banyak praktisi PR
kadang-kadang menggunakan taktik press agentry untuk menarik perhatian media
kepada kliennya, organisasinya, atau tujuannya. Tetapi PR lebih dari sekedar
press agency.
5. Public
Affairs adalah bagaian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan
hubungan pemerintah dan komunitas
lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik.
6. Lobbying
adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara
hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan
undang-undang dan regulasi.
7. Manajemen
Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengindentifikasi,
mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan
organisasi dengan publik mereka. Secara administratif atau secara konseptual,
manajemen isu adalah bagian fungsi PR, akan tetapi, jika dilihat sebagai
komunikasi persuasif, ia menjadi taktik untuk memengaruhi kebijakan publik,
bukan sebagai bagian dari perencanaan strategi organisasi.
8. Hubungan
Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan
menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder
dan pihak lain di dalam komunikasi keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai
pasar
9. Pengembangan
adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun
dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana
dan dukungan sukarela
Kegiatan-kegiatan kehumasan
meliputi:
1. Customer
Relations, seperti membangun hubungan baik dengan pihak luar,maksudnya menjalin
hubungan baik antara perusahaan dengan public dan hubungan dengan konsumen.
2. Employee
relations, seperti membangun hubungan antara pimpinan dengan bentuk kerjasama
dan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
3. Community
relations, seperti membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang selama ini
telah melakukan kerja sama dengan perusahaan yang kita wakili, menjaga hubungan
yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan dan komunitas-komunitas
masyarakat tertentu.
4. Government
relations, seperti menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah.
5. Media
Relations, seperti menjalin hubungan baik dengan media, karna kerja humas tidak
akan pernah berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik dengan media, jadi
hubungan itu harus dijaga dengan baik dan tidak ada yang dirugikan.